Pada pagi yang biasa terlihat pemandangan tak biasa. Murid-murid tak hanya membawa tas dan laptop, tapi juga bahan-bahan makanan serta minuman. Bahan-bahan itu kemudian akan mereka racik menjadi menu jualan untuk kemudian mereka tawarkan kepada guru dan murid lainnya di jam istirahat. Pada semester ini, pagi mereka tak lagi sama, murid-murid menghadapi pengalaman baru bernama business class.
Salah satu keterampilan bertahan hidup adalah keterampilan wirausaha. Sesuai dengan proyek yang digagas dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada siswa merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan nyata. Di sini peran sekolah yaitu dengan memberikan pengenalan, bimbingan dan pendampingan untuk siswa dalam mengenal, memahami, dan menumbuhkan nilai-nilai dalam tema kewirausahaan.
Konsep wirausaha dalam P5 sejalan dengan visi sekolah kami yakni “cakap teknologi, berjiwa pemimpin” dengan mempersiapkan murid menjadi entrepreneur. Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Harapannya, seorang entrepreneur adalah mereka yang memiliki mental pemimpin dengan memimpin usaha beserta pengelolaannya.
Namun nyatanya berjualan tak semudah menentukan produk, menjualnya dan mendapat keuntungan. Dalam kelompok-kelompok kecil mereka melakukan brainstorming, tak jarang berdebat, berkali-kali mencoba resep hingga akhirnya terbitlah menu. Tak hanya itu, dalam tahap pengemasan dan penjualan mereka harus rela berlelah-lelah memasak dari pagi, mengikhlaskan waktu istirahat untuk berjualan di tempat yang telah disediakan, dan tak jarang juga berkeliling kelas menawarkan jualan, serta menghitung penghasilan. Maka dari sinilah mereka belajar ikhlas lewat business class.
Maka, apa yang lebih pantas untuk yang mereka lakukan selain apresiasi?
Mereka memulai lebih dahulu dalam mengurai kata mandiri dan perjuangan melalui business class. Dari kegiatan ini nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab dan pantang menyerah menjadi aspek yang ditumbuhkan dan harapannya akan menjadi bekal untuk masa depan mereka. Maka apresiasi dan decak kagum saya persembahkan untuk mereka, murid-murid yang belajar ikhlas lewat business class.
By. Nurida Sari Dewi