Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang telah disahkan di negeri ini. Di tengah kekayaaan budaya dan bahasa daerah, Bahasa Indonesia menjadi salah satu pemersatu agar setiap anak bangsa yang berbeda budaya dan bahasa, dapat terus berkomunikasi dan berkolaborasi dalam membangun negeri.
Namun sayangnya, dewasa ini penggunaan Bahasa Indonesia mulai tergeser dengan maraknya penggunaan bahasa asing dan bahasa gaul di tengah-tengah masyarakat Indonesia, apalagi kaum remaja. Majunya teknologi dan luasnya era keterbukaan saat ini, membuat Bahasa Indonesia seakan kurang digemari oleh warganya sendiri. Sehingga ini menjadi salah satu fenomena yang perlu segera untuk dicari solusinya.
Dalam hal ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki sebuah terobosan, yakni mengembangkan Uji Kemarihan Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI merupakan tes standar untuk mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia. Sebagai bangsa yang memiliki bahasa modern yang multifungsi dan memiliki jumlah penutur yang besar, bangsa Indonesia memang harus memiliki sarana evaluasi mutu penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan Uji Kemarhiran Berbahasa Indonesia ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia, yang penggunaannya dapat digunakan secara luas dan terbuka.
UKBI di sini memiliki fungsi yang amat strategis, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia serta penggunaan dan pengajarannya di kalangan masyarakat, tetapi juga memupuk sikap positif bangsa Indonesia terhadap bahasanya, yakni bangga untuk berbahasa Indonesia.
Mengamini tujuan tersebut, maka SMPIT MODERN BIS mengambil kesempatan dalam melaksanakan Giat UKBI Adaptif di sekolah. Dengan melibatkan peserta sebanyak seratus satu siswa, yang terdiri dari siswa kelas VIII dan IX, alhamdulillah, kegiatan giat UKBI berjalan dengan lancar. Dilaksanakan secara daring, siswa-siswi menggunakan laptop dan jaringan internet sekolah dalam mengakses laman tes di www.ukbi.kemendikbud.go.id. Para siswa sangat antusias dalam mengikuti tes yang memiliki tiga seksi ini, yakni seksi pertama mendengarkan, seksi kedua merespon kaidah bahasa, dan seksi ketiga adalah membaca. Masing-masing seksi memiliki waktu pengerjaan yang berbeda-beda.
Hasil tes ini dipetakan ke dalam tujuh peringkat, predikat, dan rentang skor. Ketujuh predikat dapat diserangkaikan dalam satu ungkapan Isu Unggul Managitas (Istimewa, Sangat Unggul, Unggul, Madya, Semenjana, Marginal, dan Terbatas). Berbagai respon dari siswa pun sempat terekam setelah menyelesaikan tes yang asing bagi mereka. Mereka pun akhirnya saling membandingkan dan berdiskusi mengenai hasil yang mereka raih.
Salah satu peraih predikat Unggul, Rafifah Azmi Aisha, siswa kelas IX, mengaku tidak menyangka akan mendapat nilai setinggi itu. Namun dengan mengikuti tes ini, Rafifah mengaku menjadi semangat untuk terus memperbanyak kosakata dan pemahaman terhadap Bahasa Indonesia.
Menurut kepala SMPIT MODERN BIS, Sari Rejeki, S.KM, S.Pd, pelaksanaan giat UKBI adaptif ini adalah sebuah terobosan yang baik, dan menjadi salah satu agenda yang akan dirutinkan bagi siswa-siswi. Beliau berharap bahwa dengan adanya UKBI, para generasi muda dapat bertutur dengan lebih baik, sebagai salah satu bukti cinta terhadap bahasa dan bangsa Indonesia.
Semoga dengan adanya giat UKBI ini, terutama bagi pelajar di setiap jenjang pendidikan menjadi semakin semangat dan bangga dalam menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga kelestarian Bahasa Indonesia pun menjadi terjaga. Ayo ikuti UKBI Adaptif, UKBI teruji, lebih terpuji!.
(BY. ARITA RAHMADHANI)